PERGI MENONTON BOLA, PULANG KEHILANGAN NYAWA, DISITULAH PARA IBU MEMBENCI BOLA!
PERGI BERSAMA TEMAN BERSENANG- SENANG UNTUK MENONTON BOLA, PULANG HANYA NAMA! TAK ADA ASAP, KALO GA ADA API!
![]() |
Tragedi Kanjuruhan |
Baik, sebelum mengupas tuntas tentang tragedi ini, sebelumnya saya ingin mengucapkan belasungkawa yang sebesar - besarnya untuk semua korban meninggal dunia. Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya, dan diberikan kesabaran serta ketabahan untuk keluarga yang ditinggalkannya.
Sebelum Terjadinya Insiden
Sebelum insiden terjadi para supporter Arema menyanyikan lagu dengan lirik seperti ini :
Tinggalkan ras, tinggalkan suku...
Satu tekad dukung AREMA..
Di bawah bendera Singo Edan..
Ayo maju.. ayo maju AREMA-ku..
Jangan kembali pulang..
Sebelum AREMA menang..
Walau harus mati di tengah lapang..
AREMA teruslah berjuang..
Hmmm.... merinding gak sih denger lagu itu... kata-katanya itu lhoo... kog ya ada kata walau harus mati di tengah lapang.. 😢 Kata - kata adalah doa, sudah sering kan denger kalimat tersebut? Dan faktanya, terjadilah apa yang disenandungkan itu.
Tragedi Paling Pahit Dalam Sejarah Sepak Bola
Bossmek Liter dalam akun youtube nya yang berjudul Tragedi Kanjuruhan Terungkap Fakta Baru. Inilah Yang Harus Tanggung Jawab, memaparkan argumennya mengenai 3 (tiga) pihak yang harus bertanggung jawab dalam insiden 1 Oktober 2022 lalu.
Berikut ini adalah beberapa informasi yang saya ringkas untuk pembaca semua:
- Save Our Soccer mencatat bahwa sejak tahun 1996 - 2021 korban meninggal karena sepak bola itu mencapai 86 jiwa. Artinya dalam kurun waktu 25 tahun telah ada 86 jiwa yang melayang. Fakta ini telah dikalahkan dengan tragedi Kanjuruan yang menewaskan 127 korban jiwa dalam satu malam.
- Kejadian ini juga menjadi perhatian dunia, dan banyak klub- klub Inggris dan Spanyol yang menyampaikan bela sungkawa.
- FIFA telah mengirim tim investigasi ke Malang.
Siapakah Yang Harus Bertanggung Jawab?
1. Panpel
2. PT. LIB
3. PSSI
PSSI adalah pihak yang harus bertanggung jawab. Karena PSSI tidak mensosialisasikan pada para keamanan dan para petugas tentang aturan FIFA. Sejak tahun 1980an FIFA sudah membuat aturan tidak boleh membawa senjata api dan gas air mata. Ingat, membawa saja tidak boleh, apalagi menggunakan.
Hal inilah yang kadang suka salah, petugas ikut nonton padahal seharusnya mereka menghadap ke penonton. Nah kalo sudah caos barulah petugas boleh menggunakan water canon, semprotan air. Itulah S.O.P dalam sepak bola. Dan seharusnya, hal ini harus disosialisasikan oleh PSSI kepada para petugas. PSSI juga harus menyampaikan S.O.P di demo dengan S.O.P di bola itu berbeda.
Kesimpulan
1. Panpel, karena mereka over dalam membuat tiket.
2. PT. LIB, yang keras kepala tidak mau menurunkan jam tayang, tidak mau merubah jam tayang ke sore hari. Entah itu demi ratimg TV atau bukan yang jelas "Batu kalilah kepala mereka ini".
3. PSSI yang kurang mensosialisasikan S.O.P kepada para petugas.
Demikian ulasan mengenai Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 menurut sudut pandang youtuber Bossmek Liter. Semoga ringkasan ulasan diatas bisa menambah informasi atau wawasan untuk pembaca semua. Kita doakan semoga tragedi ini tidak terulang lagi dalam sejarah sepak bola baik di Indonesia maupun di mancanegara..aamiin..
Post a Comment
Post a Comment