enyhezrafam.com

Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022

Post a Comment

PERGI MENONTON BOLA, PULANG KEHILANGAN NYAWA, DISITULAH PARA IBU MEMBENCI BOLA! 

PERGI BERSAMA TEMAN BERSENANG- SENANG UNTUK MENONTON BOLA, PULANG HANYA NAMA! TAK ADA ASAP, KALO GA  ADA API!

Ikut Berduka Cita Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan
Begitulah beberapa tag line yang bersliweran di berbagai media sosial maupun media TV beberapa hari ini. Awalnya saya tidak paham dengan peristiwa tersebut, tapi fyp tiktok berulang kali menampilkan berita tentang Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 yang terjadi pada malam minggu lalu. Akhirnya tersampaikan juga berita itu kepada saya. 

Baik, sebelum mengupas tuntas tentang tragedi ini, sebelumnya saya ingin mengucapkan belasungkawa yang sebesar - besarnya untuk semua korban meninggal dunia. Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya, dan diberikan kesabaran serta ketabahan untuk keluarga yang ditinggalkannya.

Sebelum Terjadinya Insiden

Sebelum insiden terjadi para supporter Arema menyanyikan lagu dengan lirik seperti ini :

Tinggalkan ras, tinggalkan suku...

Satu tekad dukung AREMA..

Di bawah bendera Singo Edan..

Ayo maju.. ayo maju AREMA-ku..

Jangan kembali pulang..

Sebelum AREMA menang..

Walau harus mati di tengah lapang..

AREMA teruslah berjuang..

Hmmm.... merinding gak sih denger lagu itu... kata-katanya itu lhoo... kog ya ada kata walau harus mati di tengah lapang.. 😢 Kata - kata adalah doa, sudah sering kan denger kalimat tersebut? Dan faktanya, terjadilah apa yang disenandungkan itu.

Tragedi Paling Pahit Dalam Sejarah Sepak Bola

Bossmek Liter dalam akun youtube nya yang berjudul Tragedi Kanjuruhan Terungkap Fakta Baru. Inilah Yang Harus Tanggung Jawab, memaparkan argumennya mengenai 3 (tiga) pihak yang harus bertanggung jawab dalam insiden 1 Oktober 2022 lalu. 

Berikut ini adalah beberapa informasi yang saya ringkas untuk pembaca semua:

  1. Save Our Soccer mencatat bahwa sejak tahun 1996  - 2021 korban meninggal karena sepak bola itu mencapai 86 jiwa. Artinya dalam kurun waktu 25 tahun telah ada 86 jiwa yang melayang. Fakta ini telah  dikalahkan dengan tragedi Kanjuruan yang menewaskan 127 korban jiwa dalam satu malam. 
  2. Kejadian ini juga menjadi perhatian dunia, dan banyak klub- klub Inggris dan Spanyol yang menyampaikan bela sungkawa.
  3. FIFA telah mengirim tim investigasi ke Malang. 

Siapakah Yang Harus Bertanggung Jawab?

Dalam dunia maya atau sosial media, memperbincangkan siapa yang bersalah ada 2 (dua) pihak yaitu SUPPORTER dan KEAMANAN.
Si A bilang, " Ini salah supporter, karena masuk lapangan. Coba kalo gak masuk, pasti AMAN.."
Si B bilang, "Ini salah petugas, coba gak pake gas air mata sekalipun rusuh, mungkin ga akan ada korban jiwa, ataupun ada korban jiwa tapi tak sebanyak ini.."
Tapi menurut Bossmek Liter, dia menyoroti kejadian ini adalah kesalahan berjamaah, tapi ada 3 pihak yang harus bertanggung jawab. Mereka adalah:

1. Panpel

Karena Kanjuruhan itu kapasitasnya 38k tapi tiket yang dijual 42k. Ini menjadi OVER CAPACITY jadi penuh, membludak, sehingga petugas sulit bertugas, sulit mengatur, sulit mengamankan karna jumlah petugas yang sangat terbatas.

2. PT. LIB

Jauh - jauh hari Kapolres Malang sudah mengirimkan surat kepada Panpel. Seharusnya surat ini dirundingkan atau disampaikan kepada PT. LIB. Isi suratnya adalah meminta agar pertandingan di gelar di sore hari. Jangan malam hari, karena malam hari sangat rawan akan hal-hal seperti ini. Namun apa yang terjadi surat ini tidak digubris, tidak dibalas, tidak dituruti dan alhasil pertandingan tetap di gelar di malam hari. Seperti yang kita tahu, ada rating TV disitu, dimana ada rating disitu ada cuan. Jadi demi cuan, mereka mengabaikan himbauan Kapolres, mengabaikan resiko - resiko yang membahayakan. Kalau sudah begini sudikah mereka tanggung jawab.

3. PSSI 

PSSI adalah pihak yang harus bertanggung jawab. Karena PSSI tidak mensosialisasikan pada para keamanan dan para petugas tentang aturan FIFA. Sejak tahun 1980an FIFA sudah membuat aturan tidak boleh membawa senjata api dan gas air mata. Ingat, membawa saja tidak boleh, apalagi menggunakan. 

Nah disini, para petugas tidak tau. Yang mereka tau adalah mengamankan pertandingan, tapi mereka tidak tau bahwa S.O.P di sepak bola itu beda dengan S.O.P ketika mereka mengamankan demo. Ketika menghadapi pendemo, petugas boleh menggunakan gas air mata. Itupun kalo sudah CAOS. Tapi dalam sepak bola tidak bisa. Hal pertama yang harus dilakukan petugas adalah membentuk pagar, saling bergandengan, dan menghadap ke penonton. Jangan ikut nonton bola!! 

Hal inilah yang kadang suka salah, petugas ikut nonton padahal seharusnya mereka menghadap ke penonton. Nah kalo sudah caos barulah petugas boleh menggunakan water canon, semprotan air. Itulah S.O.P dalam sepak bola. Dan seharusnya, hal ini harus disosialisasikan oleh PSSI kepada para petugas. PSSI juga harus menyampaikan S.O.P di demo dengan S.O.P di bola itu berbeda.

Kesimpulan

Yang paling bertanggung jawab adalah 3 (tiga) pihak di atas.

1. Panpel, karena mereka over dalam membuat tiket.
2. PT. LIB, yang keras kepala tidak mau menurunkan jam tayang, tidak mau merubah jam tayang ke sore hari. Entah itu demi ratimg TV atau bukan yang jelas "Batu kalilah kepala mereka ini".
3. PSSI yang kurang mensosialisasikan S.O.P kepada para petugas.

Demikian ulasan mengenai Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 menurut sudut pandang youtuber Bossmek Liter. Semoga ringkasan ulasan diatas bisa menambah informasi atau wawasan untuk pembaca semua. Kita doakan semoga tragedi ini tidak terulang lagi dalam sejarah sepak bola baik di Indonesia maupun di mancanegara..aamiin.. 

Eny Hezrafam Shea
I'd like to learning every positive thing. Always curious with the new one. And wanna be better day by day. Trying to be the best wife, mom, child, friend and all relation I have.

Related Posts

Post a Comment