"Kog konyol bangett sih si Lestiii.. udah diselingkuhin.. KDRT.. malah balikan lagi dan damai!"
"Nyesel deh dah pernah dukung dan bersimpati sama Lesti!"
Hmmm....pasti kalian kecewa kan dengan berita terbaru dari Lesti. Dia yang sudah melaporkan perbuatan suaminya si Risky Billar, dan dia juga yang mencabut laporannya dan memaafkan ayah si Fatih ini.
Tindakan Lesti ini menuai hujatan dari netizen dan berdampak kekecewaan pada fans nya.
beragam opini disampaikan dari penegak hukum hingga para netizen yang menunggu-nunggu akhir dari drama KDRT ini.
Apakah kamu termasuk orang yang bereaksi keras dengan tindakan Lesti?? Jika IYA, tenang..tenang...yukk kita belajar bersama tentang kondisi yang dialami Lesti dari segi ilmiah.
Hubungan Suami Istri Seperti Tali
Anggaplah sebuah hubungan itu seperti tali. Jika salah satu orang dalam hubungan tersebut merasakan ketidaknyamanan bahkan mendapatkan perlakuan kekerasan, maka reaksi yang sering terjadi adalah memotong atau memutuskan tali tersebut. Dalam sekali putus maka selesai. Namun dalam peristiwa KDRT, kondisinya berbeda. Begini step - step tindakan yang terjadi dalam hubungan ini:
1. Pelaku Menghujani Korban Dengan Kasih Sayang (Love Bombing)
Dia akan memberi hadiah -hadiah mahal, kata - kata cinta yang saaaangaat so sweet, kemudian dia akan membuat korban yakin bahwa di dunia ini tidak ada orang yang mencintai korban selain dia. Dan terjadilah kekerasan.
2. Pelaku Akan Membawa Korban Pada "Fase Honeymoon"
Di fase ini pelaku akan bersikap sangat manis, memohon maaf sambil bersujud, dan bersikap jauh lebih baik sehingga korban merasa si pelaku sudah berubah. Fase honeymoon ini akan dijadikan senjata lagi kalau misalnya kekerasannya terulang lagi dan si pelaku akan mengungkapkan kata sayang kepada korban, dan memberikan alasan kalo dia tidak sayang mana mungkin pelaku akan membelikan semua hadiah - hadiah mahal dan bersikap manis kepada si korban.
3. Korban Kebingungan Dengan Tindakan Pelaku
Korban akan merasa kebingungan dengan tindakan pelaku yang bolak- balik melakukan hal yang sama antara perasaan cinta dan benci tersebut. Si korbanpun bertanya - tanya apakah si pelaku benar - benar layak untuk mencintainya?
4. Korban juga kebingungan dengan anggapan masyarakat
Korban merasa bingung dengan anggapan/asumsi masyarakat yang selalu mengajarkan bahwa kekerasan adalah sesuatu yang wajar dalam rumah tangga. Asumsi yang salah yang menyatakan bahwa jika korban bercerai dari pasangannya maka tidak ada yang mau mencintai seorang janda ataupun duda.
5. Pelaku Akan Semakin Agresif dan Isolasi Korban
Pelaku menjadi semakin agresif dan over protective. Dia takut kalau korbannya meminta bantuan kepada orang lain, sehingga pelaku KDRT cenderung mengisolasi korbannya dengan cara memutuskan hubungan korban dengan keluarganya dan dengan teman- temannya yang pintar untuk speak up ataupun bisa menjadi support sistemnya.
6. Masa Lalu Korban
Jika korban mempunyai trauma di masa lalu atau masa kecil dimana merasa tidak layak dan tidak berharga untuk dicintai. Hal ini akan membuat semakin terpuruk dan insecure.
7. Alasan Demi Anak
Korban memutuskan untuk mempertahankan pernikahan demi anak, padahal anaknya merasa keluarganya tidak pernah utuh meskipun orang tuanya utuh.
Dan itu semua yang dinamakan dengan Trauma Bonding yaitu Sesuatu yang membuat korban KDRT selalu kembali kepada pelakunya. Dan tidak memperdulikan seberapa kerasnya dia sudah berusaha, dan seberapa banyak dia sudah disakiti.
Kita yang tidak merasakan trauma bonding tinggal bilang, "putusin aja sih, apa susahnya?". Tapi seseorang yang memiliki trauma bonding membutuhkan usaha keras untuk memutus hubungan atau tali yang tersusun begitu tebalnya. Seperti dalam kasus Lesti, mungkin dia sudah berusaha sedang menggunting tali - tali tersebut dan mungkin memang belum berhasil.
"Kog ada sih orang sebodoh itu? ga mungkin, memang Lesti sih yang bucin".
Tapi kenyataannya sesusah itulah memotong tali yang sudah bersimpul - simpul. Sebuah studi di Inggris menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami KDRT membutuhkan 5-6x percobaan sebelum akhirnya dia bisa bebas dari hubungan yang toxic itu.
Sekian ulasan tentang berita viral "Lesti Ngeprank Rakyat Indonesia. Kita doakan saja semoga keputusan Lesti dengan mencabut laporan KDRT ini adalah keputusan yang terbaik, dan kelak mampu menjadikan keluarganya sakinah, mawaddah, warohmah.. aamiin.
Post a Comment
Post a Comment