Aceh yang merupakan provinsi paling barat di Indonesia, memiliki beragam sajian kuliner yang unik. Salah satunya adalah kue timpan, penganan yang sangat legendaris dari Aceh. Kue timpan dibuat dengan berbagai varian isi, seperti parutan kelapa atau srikaya. Kue ini termasuk salah satu makanan tradisional yang terkenal di Aceh dan sering disajikan saat hari raya Idulfitri.
Selain sebagai sajian hari raya, ternyata kue ini juga sering dipilih sebagai oleh-oleh khas Aceh.
Kalau orang Aceh sendiri banyak yang mengatakan bahwa menurunkan resep ini supaya tradisi tetap terjaga. Selain itu, kue timpan juga digunakan sebagai wadah dan jalan komunikasi antara perempuan Aceh.
Jadi, bukan hanya sekadar mengajarkan cara pembuatan kue timpan saja, namun perempuan Aceh juga akan saling bercakap dan saling berbagi pengalaman atau hal apapun sehingga terbentuk tali silaturahmi yang erat di antara mereka.
2. Meuseukat
Selain kue timpan, Aceh mempunyai kue legendaris yang menarik perhatian yaitu dodol meuseukat. Jika biasanya panganan dodol berwarna coklat, tetapi dodol meuseukat memiliki warna kuning karena pembuatan meuseukat tidak menggunakan pewarna tambahan, warna putih kekuningan berasal dari tepung terigu dan nanas.
Bagi masyarakat Aceh, meuseukat disebut sebagai "ulee" atau "kepala" kue dalam bahasa Aceh.
.jpg) |
Mueseukat - Kue Legendaris Khas Aceh |
Sama seperti dodol pada umumnya, meusekat memiliki rasa manis dengan tekstur lembut dan kenyal. Kue ini terbuat dari campuran tepung terigu, air, gula, mentega, nanas, dan air jeruk, pengolahan dodol satu ini butuh waktu lama dan ketekunan. Rasa manis dodol ini berasal dari campuran nanas. Maka dari itu, meuseukat kerap disebut dodol nanas. Dodol ini berbentuk bundar besar, tetapi ada juga yang berbentuk kotak kecil atau silinder panjang.
Berbeda dengan dodol biasa, keunikannya terletak pada permukaan meuseukat yang diberi hiasan ukiran cantik. Hiasan ini dilakukan setelah meusekat matang. Ukiran biasanya berbentuk bunga mawar, bunga melati, atau pintu rumah Aceh yang tak kalah indah.
Kue meuseukat mendapat tempat utama atau paling tinggi di antara panganan tradisional lainnya. Maka dari itu, meusekat lebih banyak disajikan pada acara atau momen khusus, terutama untuk menyambut kehadiran tamu. Kue ini akan mudah ditemui jika datang ke perhelatan besar di Aceh, misalnya acara pernikahan, hari raya Idulfitri, dan hari raya Iduladha.
Meusekat kerap menjadi hantaran pada proses tueng dara baro (menjemput pengantin wanita), setelah pernikahan ke rumah linto baro (pengantin pria). Dalam tradisi tersebut, pengantin wanita beserta rombongan keluarganya diundang ke rumah mertua. Berbagai kue-kue tradisional telah mengisi talam (nampan), yang sebelumnya dipakai untuk membawa seserahan dari pihak pria.
Sejarah Kue Meuseukat
Warna kue meuseukat mengandung filosofi yang mendalam. Warna ini melambangkan kejernihan hati masyarakat Aceh yang sangat memuliakan tamu, baik dalam berperilaku maupun saat menyajikan makanan.
Dahulu, Desa Lambung yang tak jauh dari pantai Ulee Lheue menjadi sentra penghasil kue khas Aceh, termasuk meuseukat. Namun, setelah kejadian tsunami, terpencar menjadi beberapa sentra seperti di desa Lampisang dan Darussalam.
Kini, meusekat dijadikan salah satu andalan oleh-oleh dari Aceh. Meuseukat juga banyak dijual di sepanjang jalan lintas Banda Aceh, hingga Meulaboh. Namun, tak semua toko kue atau pasar tradisional menyediakan meuseukat, karena proses pembuatan yang rumit. Biasanya pembeli harus memesan terlebih dahulu, terutama untuk pilihan ukuran dan hiasan tertentu.
3. Dodol Ganja Khas Aceh
Masih membahas tentang keunikan kue legendaris dari Aceh. Kudapan lezat selanjutnya adalah dodol. Dodol yang merupakan makanan Aceh yang lazim disajikan pada acara-cara tertentu. Penganan berbahan dasar tepung ketan ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih di lidah ini menjadi makanan favorit banyak orang.
Dodol memang tidak hanya ditemukan di Aceh. Ada juga dodol Garut yang namanya sudah lebih populer di Nusantara. Beberapa daerah lain juga memiliki dodol seperti di Jakarta yang yang dikenal dodol Betawi.
 |
Dodol Aceh - Kue Legendaris Khas Aceh |
Namun, kali ini kita akan menambah wawasan tentang dodol Aceh yang istimewa. Hampir semua wisatawan yang pertama sekali berkunjung ke Aceh menanyakan cemilan ini. Bahkan mereka rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memperoleh dodol Aceh itu.
Dodol Aceh secara umum cara pembuatan dan bahan bakunya sama dengan dodol di wilayah lain. Tepung ketan, gula merah dan santan. Dodol ini diproduksi terbatas di Aceh.
Namun pemasarannya pun secara tertutup dan untuk mendapatkannya bukan perkara mudah, karena membutuhkan jaringan dan pertemanan khusus.
Kenapa bisa demikian? Ternyata dodol Aceh dikenal dan banyak diburu karena ada campuran barang yang diharamkan oleh pemerintah, yaitu biji dan daun ganja. Jadi tak heran peredaran dodol Aceh tidak semudah membeli makanan cemilan lainnya di pasaran.
Bagi orang Aceh, tanaman ganja sudah tidak asing lagi. Karena tanaman yang diharamkan oleh pemerintah ini banyak tumbuh subur di Aceh. Terutama wilayah pegunungan Lamteuba, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar.
Di pegunungan ini, polisi sering mendapatkan tanaman ganja yang siap panen. Bahkan hingga sekarang sudah ratusan hektare ladang ganja dimusnahkan oleh pihak kepolisian.
Fakta & Sejarah Dodol Ganja Aceh
Pada era 1970-an, tanaman ganja ini ditanam di depan rumah bak penghias taman. Biasanya, tanaman ini dijadikan penyedap rasa makanan yang dimasak oleh ibu-ibu rumah tangga.
Bahkan sebelum Aceh dilanda tsunami dan perdamaian antara RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Tanaman ganja di Aceh mudah ditemukan. Sehingga tidak heran, bahan baku yang melimpah menimbulkan beragam ide cemerlang untuk mencicipinya.
Menurut seorang pembuat dodol ganja, "YW". Ia menuturkan bahwa mulanya dodol campur ganja ini adalah kreativitas penikmat rokok campur ganja yang hendak menikmati dengan model yang lain. Terutama agar tidak dicurigai oleh pihak kepolisian.
Namun, kemudian dodol ganja ini terkenal hingga seantero Indonesia. Ternyata efek memakan dodol ganja lebih parah dari sekadar mengisap selinting ganja. Bagi yang belum terbiasa, setelah memakan dodol ganja bisa berhalusinasi dan badan lemah serta bawaan minta tidur.
Parahnya lagi, seseorang yang memakan dodol ganja dalam jumlah banyak bisa berakibat muntah-muntah. Meskipun seseorang itu tidak mabuk, akan tetapi dia tidak bisa mengontrol diri.
Menurut YW, cara membuat dodol ganja sama dengan cara memasak dodol lainnya. Bahan kue ini juga terbuat dari bahan tepung, gula, dan santan. Diolah menjadi adonan yang kental dan padat. Proses pembuatan dodol dibutuhkan waktu cukup lama selama berjam-jam. Dodol perlu diaduk supaya adonan matang merata. Bedanya, dalam dodol ini ditambah adonan lain yaitu biji dan daun ganja.
Mulanya dodol ganja ini tidak terlalu dipedulikan oleh pihak kepolisian, sebut YW. Akan tetapi setelah dodol ganja dikomersilkan, bukan hanya sekedar buah tangan dari Aceh. Sehingga pihak kepolisian mulai memata-matai dan mencari sumber pembuatan dodol ganja tersebut.
Alasan inilah, YW sekarang tidak lagi memproduksi dodol ganja. Sejak 2008 lalu, sering mendapatkan orderan dodol ganja dari wisatawan luar Aceh. Namun setahun terakhir ini sudah berhenti memproduksinya.
4. Kue Keukarah
Selain kue timpan, meuseukat dan dodol Aceh yang bertekstur basah. Ada satu lagi kue tradisional khas Aceh yang bisa dijadikan oleh-oleh. Berbentuk seperti jaring-jaring melingkar, makanan ini bernama kue keukarah. Rasanya manis dengan tekstur garing renyah. Bahan bakunya adalah tepung beras dan gula, biasanya disajikan sebagai teman minum teh atau kopi.
.jpg) |
Kue Keukarah - Kue Legendaris Khas Aceh |
Penyajian kue ini sering dijumpai pada pesta pernikahan karena dijadikan sebagai hantaran dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Selain itu menjelang hari raya atau acara adat dan Kenduri Aceh, kue ini juga tak pernah absen disajikan.
Jelang Idul Fitri seperti yang akan tiba 2 bulan lagi, kue keukarah ini pasti laris manis diborong pembeli. Para pedagang kue keukarah kebanjiran pesanan karena mayoritas orang Aceh menyajikan kue ini di hari raya.
Kue keukarah punya beberapa bentuk berbeda, seperti bulan sabit di kawasan Aceh Utara, dan berbentuk segitiga di bagian Aceh Barat. Meski begitu, rasanya tetap sama dan cukup tahan lama. Cocok nih dijadikan oleh-oleh untuk perjalanan jauh.
Post a Comment
Post a Comment