Pengertian Trauma
Dilansir dari Medical News Today, trauma merupakan pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari memori kejadian buruk di masa silam. Kondisi kejiwaan ini biasanya disebabkan oleh suatu kejadian buruk dan cara seseorang dalam memaknai peristiwa menyakitkan tersebut.
Trauma merupakan kejadian buruk yang berpengaruh terhadap kondisi psikologis untuk saat ini hingga masa depan. Kondisi menyakitkan ini dapat membekas bahkan di alam sadar seseorang dalam jangka waktu yang panjang. Umumnya, trauma disebabkan oleh peristiwa yang pernah dilakukan oleh diri sendiri, orang lain, atau lingkungan sekitar.
Macam - macam trauma
Sebelum mengetahui cara mengatasi trauma, akan lebih baik mengerti terlebih dahulu macam-macam trauma. Secara umum, trauma bisa timbul karena rangkaian peristiwa yang pernah dialami penderita.
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik seringkali menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami trauma. Kekerasan jenis ini umumnya dilakukan orangtua terhadap anaknya, suami terhadap istri, atau sebaliknya. Kondisi lingkungan yang dipenuhi dengan aksi-aksi kekerasan juga meningkatkan risiko seseorang mengalami trauma berkepanjangan.
2. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual juga dapat meninggalkan trauma yang mendalam bagi korban. Salah satu kelompok paling rentan yang bisa mengalami kondisi ini adalah anak-anak. Kejadian ini bisa menimbulkan dampak bagi perkembangan emosional korban.
3. Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional atau bullying menjadi salah satu penyebab utama seseorang mengalami trauma. Beberapa kekerasan emosional seperti ejekan dan hinaan dapat berpengaruh buruk bagi keadaan penderita. Seseorang yang sering dituntut terlalu keras, bahkan melebihi kemampuan, bisa meningkatkan risiko trauma.
Kondisi Traumatis
Kondisi ini dapat mengarahkan kita ke situasi yang tidak nyaman, merasa sedih, syok, cemas, ragu-ragu, takut secara berlebihan atau merasakan jiwanya terancam. Sebagian orang, ada yang dapat menanggapinya dengan baik, namun ada pula yang berujung pada gangguan psikologis, seperti depresi, pikiran paranoid, serangan panik, dan gangguan stress pasca trauma (PTSD). Meskipun hal yang dialami serupa, reaksi tiap orang pun akan berbeda-beda ketika menghadapi kejadian traumatis.
Di samping itu, kondisi traumatis ini dapat bersifat objektif maupun subjektif, baik itu karena kekerasan fisik, emosional, hingga kejadian yang mengancam nyawa.
Cara Mengatasi Trauma Psikologis
Reaksi satu orang dengan orang lainnya terhadap trauma psikologis memang berbeda-beda.
Berikut ini adalah cara mengatasi trauma yang bisa dilakukan:
1. Fokus pada hal penting
Ketika berhadapan dengan penderita trauma psikologis, fokuslah pada apa yang benar-benar perlu dia lakukan dalam keseharian, sehingga dapat menghemat energi fisik dan emosional.
2. Kembali ke rutinitas dan cintai diri sendiri
Penderita harus mengonsumsi makanan yang sehat, tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, dan melakukan berbagai hal lain untuk menjaga tubuhnya agar berfungsi dengan baik.
Selain itu, ajaklah mereka untuk melakukan hal-hal yang disukai agar bisa menghilangkan stres. Beraktivitas dapat membantu mengalihkan pikirannya dan mengatasi trauma.
3. Tenangkan diri dengan meditasi
Ketika cemas, stres, marah atau gelisah muncul, cobalah tarik napas dalam-dalam beberapa kali agar dapat berpikir jernih dan menjadi lebih tenang.
Anda juga bisa mencoba meditasi untuk membantu menenangkan pikiran. Kegiatan relaksasi ini dapat menumbuhkan pikiran positif dan membangkitkan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Pasalnya, pikiran negatif yang sering muncul dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas, stres, bahkan mengalami depresi obsesif.
Oleh karena itu, berpikir positif diperlukan untuk menghindari gangguan mental yang bisa terjadi. Pasalnya, berpikir positif dapat memberi pengaruh baik untuk keadaan psikologis.4. Kerjakan secara bertahap
Tekanan dalam pekerjaan atau aktivitas bisa memicu stres. Untuk itu, bagilah tugas besar menjadi beberapa bagian yang bisa dikerjakan secara bertahap. Lakukan semampunya. Ketika mulai merasa penat, ambil jeda sejenak, lalu mulai kerjakan lagi.
5. Tidak menyalahkan diri sendiri
Rasa bersalah, malu, marah, kecewa, sedih, dan mengasihani diri sendiri secara berkepanjangan, justru akan menjadi penyakit bagi diri sendir/mereka. Legowo, pasrah, dan bisa menerima apa yang terjadi dapat mempermudah proses pemulihan diri dari trauma.
Islam mengenal trauma seperti ini sebagai bentuk cobaan yang diberikan Allah untuk menguatkan iman hamba-Nya. Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 155 Allah SWT berfirman, yang artinya " Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah harga gembira kepada orang-orang yang sabar".
6. Cari bantuan untuk pemulihan
Bantulah mereka untuk sharing/ bisa curhat kepada teman atau keluarga, berkonsultasi ke psikolog atau psikiater, atau mendatangi organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang konsultasi khusus bagi penderita trauma.
7. Bersikap Terbuka
Cara mengatasi trauma selanjutnya yaitu berusaha untuk selalu bersikap terbuka. Semakin menghindari masalah dan mencoba menutup-nutupi peristiwa, dapat membuat keadaan kian memburuk.
Oleh karena itu, mencoba untuk memaafkan diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan diri menjadi salah satu cara terbaik untuk mengatasi trauma.
Selain itu, bersikap terbuka terhadap orang-orang terdekat seperti sering mencurahkan perasaan dan isi hati bisa menjadi obat psikologis agar suasana hati lebih tenang dan tentram. Mencurahkan isi hati ini juga bisa dilakukan dengan cara-cara lain seperti menulis, melukis, dan melakukan berbagai aktivitas yang bisa membuat hati lega.
8. Selalu Bersyukur
Sudah kita ketahui bersama bahwa manusia di dunia tentu tidak akan pernah lepas dari permasalahan hidup. Hampir dapat dipastikan setiap orang memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Hal inilah yang kemudian harus disadari bahwa kita tidak hidup sendiri dan masih banyak orang di luar sana yang mengalami masalah lebih besar.
Salah satu puncak kebahagiaan ialah ketika seseorang mampu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Selalu percaya bahwa semua masalah yang kita hadapi sekarang adalah upaya mendewasakan diri agar ke depan dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, masih banyak hal di dunia ini yang patut kita syukuri seperti memiliki sahabat, keluarga, dan pekerjaan.
9. Selalu mengingat hal baik
Setiap orang dapat dipastikan selama hidupnya pernah melakukan hal-hal yang baik. Mengingat-ingat kembali peristiwa atau kebaikan yang pernah kita lakukan, bisa membuat diri kita lebih bisa bersyukur.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perubahan kecil dalam berpikir dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur perasaan dan perilaku ketika berada dalam tekanan.
Di samping itu, menghindari untuk selalu menyalahkan diri sendiri juga dapat membantu memperbaiki cara pandang kita terhadap segala sesuatu. Dengan begitu, pikiran dan hati kita akan jauh lebih tenang saat menghadapi berbagai persoalan yang sedang kita hadapi.
10. Berusaha Menghadapi Rasa Takut
Cara mengatasi trauma berikutnya yaitu selalu berusaha menghadapi rasa takut. Seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan bisa menurunkan produktivitas saat menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan menguatkan hati dan selalu berusaha untuk berpikir positif.
Di samping itu, saat kita sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan, yang harus kita lakukan ialah selalu mengambil atau melihat sisi baiknya. Usahakan untuk selalu menghindari untuk mencari kesalahan orang lain, dengan begitu, akan melatih pikiran kita menjadi lebih positif.
Pada dasarnya trauma akan menimbulkan berbagai perasaan tidak menyenangkan. Hal tersebut memang wajar terjadi. Meski demikian, segera lakukan cara untuk mengatasi trauma agar Anda tidak selalu dihantui oleh kejadian yang sudah terjadi.
Biarkan masa-masa menyedihkan itu berlalu dan jangan biarkan dampak buruk dari kejadian tersebut merusak masa depan Anda.
11. Shalat
- Jika Anda muslim, melakukan sholat adalah ritual terbaik untuk menghilangkan penyakit apapun. Sebab, shalat merupakan media kita berkomunikasi kepada Allah SWT.
- Dengan menjaga shalat wajib serta mengerjakan shalat sunnah yang telah dianjurkan, dapat turut membantu menjaga ketentraman hati hingga mampu mengatasi segala permasalahan emosional yang kita rasakan.
- Melalui shalat pula, kita bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yang mana tiada ada yang lebih baik selain menghadap kepada-Nya. Selain itu, shalat juga dapat membuat kita jadi lebih tenang dan damai.
Mengapa sholat?
- Karena dengan shalat, lelah fisik, beban masalah, ketidakstabilan emosi dan berbagai permasalahan lainnya tidak akan mengganggu kita lagi. (Dengan catatan, kita sebisa mungkin melaksanakan shalat dengan khusyu')
- Shalat merupakan obat untuk berbagai penyakit sekaligus penolong. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q. S. Al Baqarah : 153)
- Sudah menjadi garis hidup manusia bahwa tidak selamanya akan merasakan bahagia. Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Pengalaman pahit tersebut ada yang sifatnya ringan, sedang, hingga berat yang bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma psikis dalam jangka panjang.
12. Berdoa
Cara menghilangkan trauma menurut Islam berikutnya adalah berdoa.
Allah memang sudah pasti mengetahui apa yang kita inginkan sekalipun kita tidak mengucapkannya. Akan tetapi, dengan berdoa langsung kepada Allah sama artinya kita berbicara kepada-Nya, yang mana secara tidak langsung juga akan membuat perasaan jadi jauh lebih lega.
Anggap saja kita sedang curhat kepada Allah SWT tentang apa yang sedang kita hadapi yang membuat kita stres. Namun, bukan berarti dalam curhatan itu kita berkeluh-kesah, lantas menyalahkan Allah atas apa yang terjadi.
Kita berdoa, berkomunikasi, curhat kepada Allah; dengan harapan kita diberi kemudahan, kekuatan, dan ketabahan dalam menghadapi segala macam cobaan hidup yang Allah berikan. Dengan begitu, kita bisa lebih optimis dalam melaluinya.
13. Ikhlas
Ikhlas merupakan hal paling mendasar dan paling penting dalam setiap amal ibadah maupun perbuatan yang kita lakukan. Ikhlas ibarat sebuah jembatan yang menghubungkan kita terhadap jalan keselamatan menuju akhirat.
Ikhlas juga menghadirkan ketenangan jiwa di dalam diri kita dan dapat menyelamatkan kita dari adzab Allah SWT. Jika semua perbuatan kita niatkan dengan ikhlas demi mengharap ridha Allah, Insya Allah apapun hasil yang diperoleh tidak akan membuat kita stres.
14. Berdzikir
Dzikir artinya mengingat Allah, tidak hanya dalam lisan tetapi juga untuk setiap perbuatan yang kita lakukan.
Hadirkan Allah disetiap hela napas kita dengan berdzikir, dengan begitu kita akan menjadi tenang sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”Berdzikir yang diniatkan untuk Allah akan menjadi suatu ketentraman hati, telebih dzikir yang banyak mengandung kalimat-kalimat mengesakan Allah, seperti ayat kursi maupun dzikir lainnya.
15. Bersyukur dan Berserah Diri (Tawakal)
Selalu bersyukur dan menerima segala pemberian Allah SWT. Hal ini telah diajarkan di dalam Al-Qur'an surat Al-Fatihah ayat 2 dan Al-Baqarah ayat 156 yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Post a Comment
Post a Comment