Kegagalan Dalam Berbisnis
Saat pandemi seperti ini, banyak sekali orang yang terkena pemutusan kerja, hingga mau tak mau para korban PHK ini harus memutar otaknya untuk mendapatkan penghasilan. Salah satu pekerjaan yang dapat dijadikan peluang adalah dengan melakukan bisnis. Namun, karena minim pengalaman dan tidak mempunyai mentor dalam menjalankan bisnis, akhirnya banyak pengusaha baru yang mengalami kegagalan. Lalu bagaimanakah menghadapi kegagalan tersebut? Upaya apa yang harus dilakukan? berhenti bisnis, menyerah, putus asa atau tetap berjuang dan melakukan koreksi bisnis kita?Simak yuk, tulisan tentang Serba - Serbi Bisnis & Tips Atasi Gagal berikut ini!
Serba-Serbi Bisnis & Tips Atasi Gagal
Tips Pertama: Apa yang kita lakukan saat ditawari bisnis?
- Bersikap Terbuka
- Mendengarkan Terlebih Dahulu
- Menyimak Dengan Baik
- Memperhatikan
- Melihat Bukti Suksesnya
- Tetap Berpikiran Positif
- Mengambil Peluang Bisnis Yang Diberikan
Tips Kedua: Jika Bisnis Belum Berhasil
Setelah menjalankan bisnis, dan ternyata bisnis kita gagal. Apa yang harus kita lakukan?1. Jangan Menyalahkan Bisnisnya atau Menyalahkan Orang Lain
- Rezeki Orang Tua Kita
- Rezeki Pasangan Kita
- Rezeki Anak-Anak Kita
- Rezeki Masjid Didekat Kita
- Rezeki Panti Asuhan
- Rezeki Orang-Orang Yang Membutuhkan
- Dll
Karena sebenarnya SUKSES DALAM BISNIS itu bukanlah apa yang kita raih, tapi apa yang kita beri.
Tips Ke Empat: Koreksi Bisnis Kita
- Asal Action
Intinya adalah Jadi Pengusaha Itu Ada Ilmunya. Jangan Hanya Sekedar Action, Action, Dan Action. Asal Action Hanya Akan Membuat Gagal.
Pasti kita pernah melihat suatu bisnis yang menjamur dan booming dalam periode tertentu, tapi ya hanya bertahan sementara saja, selebihnya hilang entah kemana. Bisnis yang seperti ini biasanya terjadi karena ikut-ikutan saja.
Ikut-ikutan disini bisa terjadi karena "Jadi Profesi Pengusahanya" yang ikut-ikutan, atau "Jenis Bisnisnya" yang ikut-ikutan.
Contoh Pertama:
Si A adalah seorang pengusaha yang sukses, dari hasil bisnisnya, dia bisa punya rumah, mobil, uang yang banyak, sering pergi keluar negeri dan hidup mapan. Sehingga kita terbuai dengan kesuksesan yang dia tampilkan, akhirnya kita ikut-ikutan jadi pengusaha dengan harapan bisa mendapatkan hasil seperti si A.
Contoh Kedua:
Si B adalah orang yang sukses dengan bisnisnya. Setiap bulan dia mendapatkan omzet 100 juta karena berbisnis Kafe Kopi Kekinian. Bisnisnya laris manis, banyak orang yang mengantri hanya untuk minum kopi dari kafenya. Kita merasa iri, dan kita meniru si B. Akhirnya memutuskan membuka kafe dan berjualan menu yang sama. Tebak apa yang terjadi? Belum juga berjalan tiga bulan, bisnis kita almarhum alias gulung tikar, alias bangkrut. Produk kita tidak laku, tidak bisa seperti si B yang bisa sukses meraup omzet ratusan juta rupiah.
Kesimpulan:
Dalam kasus di atas, ilmu apa yang kita dapatkan? Kita ingin seperti si A, karena melihat kesuksesannya. Sehingga kita ikut-ikutan meniru bisnisnya. Padahal bisnis itu belum tentu pas dengan diri kita. kita tidak paham tentang seluk - beluk bisnisnya. Kita hanya menggunakan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), atau bahkan ATP (Amati, Tiru, Plek!!).
Kita boleh saja ikut-ikutan si A, selama kita mampu memahami seluk-beluk bisnisnya, sesuai passion atau hasrat kita. Jika memang menghasilkan. Silakan tiru si A yang sudah terbukti sukses dengan bisnisnya.
Sedangkan dalam contoh kedua. Kita ingin mendapatkan omzet ratusan juta rupiah seperti si B (hasil). Karena alasan tersebut, kita memutuskan bisnis kafe kopi kekinian (tindakan). Pertanyaannya, kenapa kita gagal? Karena kita tidak tahu apa yang ada dalam mindset si B.
Mengapa kita gagal mengikuti jejak mereka? karea kita hanya meniru hasil (result) dan tindakannya (action) tanpa pernah tahu isi pikirannya.
Pengusaha sukses itu benar-benar sukses karena berhasrat di bidang tersebut, punya komitmen yang kuat, mimpi yang besar dengan bisnisnya, dan totalitas perjuangan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Nah kita?? Kita berbisnis hanya ikut-ikutan mereka, tidak punya hasrat, tak punya komitmen, tak pernah totalitas dan mudah puas. Huft.........
1. Tim
Kita membangun bisnis dengan siapa? Merekalah yang disebut tim kita. Mereka bisa jadi bermasalah dengan kita ketika ikatan kita dengan mereka tidak kuat. Sumber masalahnya bisa jadi karena hal-hal sepele, seperti permasalahan pribadi, cinta, bagi hasil, mengandalkan posisi tertentu, dsb.
2. Karyawan
Terkadang pesaing atau kompetitor bisnis kita berasal dari karyawan kita sendiri. Hal ini bermula dari kepercayaan kita kepada karyawan kita, sehingga mereka lebih tahu seperti apa dalamnya bisnis kita. Akhirnya mereka resign dan membuka bisnis sendiri yang sama persis dengan bisnis kita.
3. Partner Bisnis
Mereka adalah orang-orang yang posisinya di luar bisnis kita, tapi menunjang kita dalam menjalankan proses bisnis. Misalnya suplier produk, jasa ekspedisi, dll. Jika tidak berhati-hati, mereka juga bisa menipu kita dan mempersulit usaha kita.
4. Customer (Pelanggan)
"Membangun Kepercayaan Butuh Waktu Beberapa Tahun, Tapi Menghancurkannya Hanya Butuh Waktu 1 Detik".
Kecepatan itu membunuh, daya tahan (kesabaran) adalah segalanya. Ingat, segala sesuatu yang diraih dengan cepat, akan berakhir dengan cepat. Mungkin diluarnya saja terlihat besar, tapi nyatanya di dalamnya keropos. Berhati-hatilah!
5. Banyak Gaya
"Menunda Kesenangan dan Melist Prioritas adalah Cara Paling Efektif Untuk Menghindari Penyakit Banyak Gaya".
- Mengenal dan menghindari penyebab hutang.
- Kita juga harus fokus untuk memperbesar pemasukan.
- Melakukan tracking income dari mana saja.
- Melakukan perencanaan keuangan untuk kehidupan pribadi dan bisnis
- Tidak boros
- Lebih berhati- hati dalam mengambil keputusan
- Lebih mendekat kepadaNya agar dihindarkan dari bencana besar yang tidak terduga- duga
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan pelit. Dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan orang"
- Mendefinisikan UANG
- Mengetahui definisi yang jelas tentang BEBAS FINANSIAL
- Mengetahui bagaimana cara mendapatkan MODAL
- Memahami ISTILAH - ISTILAH KEUANGAN
- Bisa membuat LAPORAN KEUANGAN
- Mampu memilah KEUANGAN PRIBADI DAN BISNIS
- Mampu mengelola ASET DAN KEWAJIBAN
- Mampu mengetahui tentang OMZET
- Mampu memahami pentingnya CASHFLOW
Post a Comment
Post a Comment